![]() ![]() ![]() ![]() |

Upaya umat Islam di Solo Raya tidak bisa terima tentang keberadaan Ahmadiyah di Indonesia ini, walaupun telah diterbitkannya SKB tiga menteri yang melarang kegiatan Ahmadiyah, terbukti pada hari Ahad 3 Agustus 2008 seluruh element umat Islam dari berbagai ormas Islam, pondok-pondok pesantren maupun yayasan-yayasan Islam berkumpul di Alun-alun utara Kraton Surakarta untuk menuntut pembubaran Ahmadiyah. Peserta yang diperkirakan berjumlah 70.000 orang memadati seluruh lapangan Alun-alun Utara Kraton, Masjid Agung Surakarta dan pendopo Kraton Surakarta termasuk dengan Satgas-satgas ataupun Laskar-laskar Islam dengan berbagai seragam kebesarannya tampak berbaris dengan rapi untuk menyimak tuntutan pembubaran Ahmadiyah yang disampaikan oleh MUI Kota Surakarta.
Tampak hadir pada kesempatan tersebut Ketua Tim Pengacara Muslim (TPM) pusat Muhammad Mahendradata, Ketua MUI Surakarta Prof. Dr. M. Sholeh YAI, Ketua MUI Pusat KH. Ma’ruf Amin, Ketua DPRD Surakarta, Ketua umum MTA Drs. Ahmad Sukina, dan juga para tokoh-tokoh umat Islam se eks Karisidenan Surakarta.
Ketua MUI Surakarta Prof. Dr. M. Sholeh YAI mengawali orasinya dengan menyatakan bahwa Inggris yang pada mulanya dalam kegelapan kemudian menuju sinar yang terang berkat belajar ilmu Islam, justru malah memperalat Ahmadiyah untuk melecehkan umat Islam yang berjumlah 1.2 Milyar di bumi ini.
Argumentasi Ahmadiyah dan pengikutnya bahwa Negara tidak perlu campur tangan urusan agama itu adalah kebohongan yang besar, sebab negera kita ini merdeka dan dibangun oleh umat Islam. Beliau secara khusus meminta kepada Dr. H. Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) sebagai presiden RI agar Ahmadiyah dibubarkan dan dilarang di Indonesia.
Dalam orasi yang kedua Mahendradata dari TPM dengan tegas agar Ahmadiyah tidak menyakan sebagai umat Islam, karena diibaratkan seorang yang kakinya patah, kemudian disambung dengan kaki ayam, maka tidak akan cocok. Seperti itulah ibarat Ahmadiyah dengan umat Islam yang sudah pasti tidak akan cocok, karena Nabinya tidak sama sehingga ajarannyapun juga tidak akan sama.
Ahmadiyah juga melakukan kebohongan yang besar sebagaimana yang ditulis di AD/ART yang didaftarkan di Departemen Dalam Negeri. Untuk memeriksa Ahmadiyah itu tidak perlu ditanyai orangnya cukup dilihat dari AD/ART mereka bahwa jelas sekali mereka melakukan kebohongan yang besar, karena itu sudah sangat jelas Ahmadiyah harus dibubarkan atau memilih keluar dari agama Islam.
Orasi yang terakhir dibawakan oleh ketua MUI pusat Jakarta yang dikenal sangat keras dan frontal pendapatnya yaitu KH. Ma’ruf Amin yang sekaligus juga sebagai Dewan Penasehat presiden RI. Dalam kesempatan tersebut beliau menyinggung bahwa saat ini banyak tokoh-tokoh umat Islam atau Kyai-kyai yang menyatakan bahwa bukan Ahmadiyah yang sesat tetapi malah MUI yang sesat, bahkan ada yang menuntut agar MUI dibubarkan saja. Beliau sampaikan bahwa kita harus hati-hati terhadap pernyataan tokoh ulama yang selalu mengatasnamakan kebebasan dan HAM, bukan atas dasar Al-quran dan sunnah, Kyai yang begini beliau ibaratkan Kyai GERHANA, karena ibarat bulan yg harusnya memancarkan cahaya, tetapi karena ketutup bumi jadinya tidak bersinar.
Pada akhir acara sebelum dilakukan parade, dibacakan tuntutan pembubaran Ahmadiyah dari MUI Surakarta yang ditujukan kepada Presiden RI yang diserahkan melaui Penasehat Presiden yaitu KH Ma’ruf Amin dan juga kepada DPR RI yang diserahkan melalui ketua DPRD Surakarta.
Acara dilanjutkan dengan parade para satgas dan laskar umat Islam di Surakarta lengkap dengan laskar penunggang kuda, tampak memimpin paling depan adalah ketua umum MTA Drs. Ahmad Sukina yang membawa sekitar hampir 10.000 satgas MTA yang beseragam hijau-hijau. Tidak kalah kuatnya untuk ikut parade adalah Mahendradata yang sebenarnya kakinya saat itu sedang sakit.
Semoga dengan kegiatan semacam ini yang nantinya akan dilanjutkan yang lebih besar lagi di Jakarta bisa menunjukkan kepada dunia bahwa, “Islam Bersatu Tak Bisa Dikalahkan, Islam Bersatu Bubarkan Ahmadiyah”.



