![]() ![]() ![]() ![]() |
ABB CENTER :
Kerugian Umat jika menolak Syariat Islam
Oleh: Abu Abdullah al-inziy
Allah Swt. telah memerintahkan kaum Mukmin untuk tunduk patuh pada ketentuan-Nya. Siapa pun yang—dengan hati jernih dan pikiran dingin—menghayati kenyataan akan menyimpulkan bahwa ketika syariat Islam tidak diterapkan hanya kerugianlah yang akan diderita kaum Muslim,
bahkan umat manusia secara keseluruhan. Kerugian dimaksud antara lain:
1. Terjerusmusnya manusia ke dalam perbuatan syirik.
Di dalam al-Quran Allah Swt. menginformasikan bahwa mereka yang tidak menerapkan hukum Allah Rabb al-'آlamîn (syariat Islam) serta menggantinya dengan hukum buatan manusia, sadar atau tidak, sudah menjadikan manusia sebagai tuhan-tuhan mereka. Allah Swt. berfirman:
Mereka menjadikan orang-orang alimnya dan rahib-rahib mereka sebagai tuhan selain Allah. (QS at-Taubah [9]: 31).
Mendengar ayat tersebut, Adi bin Hatim ra. berkata kepada Rasulullah saw., “Sesungguhnya mereka tidaklah menyembah orang-orang alim dan rahib-rahib itu, wahai Rasulullah?.” Rasulullah saw menjawab: “Tidak demikian, sesungguhnya orang-orang alim dan rahib-rahib itu mengharamkan yang halal dan menghalalkan yang haram atas mereka. Lalu, mereka mengikutinya. Itulah bentuk penyembahan mereka kepada orang-orang alim dan rahib-rahib mereka.” (HR Ahmad dan at-Turmudzi).
2. Manusia telah berdosa di sisi Allah Swt.
Sungguh, mengabaikan penerapan hukum Islam serta menghentikan mengamalkan al-Quran dan Sunnah merupakan tindakan dosa, karena Allah Pemelihara manusia memerintahkan:
Hendaklah kamu memutuskan perkara di antara mereka berdasarkan wahyu yang diturunkan Allah, janganlah kamu mengikuti hawa nafsu mereka, dan berhati-hatilah kamu terhadap mereka, agar jangan sampai mereka memalingkan kamu dari sebagian apa yang telah diturunkan Allah kepadamu. Jika mereka berpaling (dari hukum yang telah diturunkan Allah), maka ketahuilah bahwa sesungguhnya Allah berkehendak untuk menimpakan bencana kepada mereka disebabkan sebagian dosa-dosa mereka. Sesungguhnya kebanyakan manusia itu adalah orang-orang fasik. (QS al-Maidah [5]: 49).
3. Umat Islam akan kehilangan hak kesaksian atas manusia kelak pada hari kiamat.
Allah Swt. telah menjadikan umat Islam sebagai umat terbaik untuk menjadi saksi atas manusia bahwa mereka telah menyampaikan Islam kepada segenap manusia. Allah Swt. berfirman:
Demikian Kami telah menjadikan kalian (umat Islam) umat yang adil dan pilihan agar kalian menjadi saksi atas manusia. (QS al-Baqarah [2]: 143).
Apabila syariat Islam tidak diterapkan, seperti masa sekarang ini, pada diri umat Islam sendiri serta mereka tidak menyampaikannya kepada umat lain dengan metode yang telah diperintahkan Allah Swt., bagaimana mungkin mereka menjadi saksi padahal penyampaian risalah Islam telah ditinggalkan?
4. Umat Islam kehilangan 'kedaulatan'.
Ketika syariat Islam tidak diterapkan, kehendak umat Islam dipasung. Sebagai contoh ringan, ketika ramai-ramainya pembantaian umat Islam di Ambon, umat Islam lain yang membantu berjihad di sana mengalami kesulitan. Bahkan, dihalang-halangi. Alasannya, demi kepentingan nasional. Begitu pula, sekarang, umat Islam Iraq dan Afghanistan tengah dibombardir oleh teroris Amerika. Akan tetapi, kita hanya sekadar boleh menyatakan sikap protes. Serangan AS yang tidak berperikemanusiaan terhadap umat Islam tidak ada yang dapat menghentikan. 'Kedaulatan' telah tergadai menjadi milik negara adikuasa. Ketika syariat Islam tidak diterapkan, umat Islam tidak memiliki benteng pelindung.
5. Umat Islam kehilangan harta dan kekayaan alam yang melimpah.
Sudah menjadi rahasia umum, harta kekayaan dan sumberdaya alam negeri-negeri Muslim dirampok oleh negara-negara penjajah. Sebagai contoh, sampai tahun 2005 saja, Indonesia dicengkeram oleh lebih dari 80 perusahaan asing. Dengan diterapkannya sistem kapitalisme, kekayaan hanya beredar di kalangan segelintir orang kaya yang dekat dengan kekuasaan. Di samping itu, harta kaum Muslim dikorupsi oleh banyak pejabat. Hartanya lantas disimpan di bank-bank Eropa atau Amerika. Dunia Islam yang kaya, penduduknya miskin. Harta kekayaannya dikeruk oleh negara kafir penjajah dan para penguasanya yang menjadi kaki tangan mereka. Dunia Islam juga hanya menjadi pasar konsumtif bagi produk-produk negara besar.
Hal ini akan berbeda bila yang diterapkan hukum Islam dalam bidang ekonomi (yang tidak hanya berpihak kepada rakyat miskin namun juga rakyat pengusaha), politik dalam negeri, luar negeri, sosial, dsb.
6. Orang-orang yang secara ikhlas dan penuh kesungguhan mengembalikan aturan Allah Swt. demi kemaslahatan bersama harus menyandang berbagai tuduhan: fundamentalis, garis keras, dsb. Bahkan, sampai sekarang ribuan orang meringkuk di berbagai penjara hanya karena memperjuangkan Islam sebagai agamanya. Tidak sedikit pula yang harus menghadapi siksaan dan kehilangan nyawa. Dengan demikian, umat dipisahkan dari para pengemban Islam. Muaranya, umat tetap jauh dari Islam dan Islam jauh dari umat. Padahal, menyeru manusia untuk menerapkan hukum-hukum Allah Swt. disebut oleh Al-Khâliq sebagai sebaik-baik perkataan. Allah Swt. berfirman:
Siapakah yang lebih baik perkataannya daripada orang yang menyeru kepada Allah, mengerjakan amal salih, dan berkata „Sesungguhnya aku termasuk kaum Muslim?“ (QS Fushilat [41]: 33).
7. Umat Islam terpecah belah ke dalam lebih dari 50 negara kecil.
Padahal, kekuatan itu adanya di dalam kesatuan di bawah kepemimpinan khalifah sedunia. Akibatnya, di samping hal tersebut menyalahi perintah Allah Swt. untuk bersatu, kaum Muslim juga menjadi bulan-bulanan negara-negara kafir penjajah. Buktinya adalah apa yang tengah kita saksikan sekarang!
Inilah sebagian kerugian yang menimpa umat Islam dengan diabaikannya syariat Islam. Tentu saja, masih banyak kerugian-kerugian lainnya.



