![]() ![]() ![]() ![]() |
:::::::::::SAAT MEMINANGMU::::::::::
: Kau dan Aku
Kau, dengan rona gelisah bertabur bahagia
merangkai kata demi kata dalam diammu
Aku, tertunduk malu bercampur haru yang membiru
menahan detak jantung yang tak berirama
Pertunangan kita di suatu senja…
adalah awal dari sebuah cerita
yang kelak ‘kan terukir pada cincin cinta kita
Ah puisi ini mengingatkan awal mula aku meminang istriku.... Dengan bermodalkan tekat bulat dan nekat, saya beranikan meminang Neni Herning Habsari padahal waktu itu Bapak dan Ibuku belum tau, mungkin malah belum perpikiran kalau saya akan menikah :).
Ada teman namanya koh sal3ho yang menasehati dan menganjurkan untuk bersegera menikah. Ya.... akhirnya saya berfikir dan berfikir benar juga nasehat koh saleho tersebut.
Hadist Nabi :
“Wahai para pemuda, barangsiapa di antara kalian yang mampu menikah, maka menikahlah. Karena menikah lebih dapat menahan pandangan dan lebih memelihara kemaluan. Dan barangsiapa yang tidak mampu, maka hendaklah ia berpuasa; sebab puasa dapat menekan syahwatnya.”
HR. Al-Bukhari (no. 5066) kitab an-Nikaah, Muslim (no. 1402) kitab an-Nikaah, dan at-Tirmidzi (no. 1087) kitab an-Nikaah.
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:
“Dan orang-orang yang tidak mampu kawin hendaklah menjaga kesucian (diri)nya, sehingga Allah menjadikan mereka mampu dengan karunia-Nya…” [An-Nuur: 33]