Toko Adventure Terbaru

Kamis, 04 Desember 2008

Ustadz Ba'asyir Dicekal Pemuda NU di Lumajang










UstadzBa'asyir Dicekal Pemuda NU di Lumajang


Harry Purwanto - detikNews

Lumajang - Rencana kehadiran Ustad Abu Bakar Ba'asyir untuk menyampaikan Khotbah Idul Adha di Lapangan GOR Wira Bhati Lumajang ditentang oleh sejumlah ormas pemuda NU. Khotbah Ba'asyir dikhawatirkan memprovokasi masyarakat Lumajang.

"Ba'asyir datang ke Lumajang tidak apa-apa. Tapi untuk Khotbah saat Idul Adha dengan keras kami menolak," kata Ketua Cabang PMII lumajang Choirul Anam kepada detiksurabaya.com saat ditemui di sekretariat PMII di Jalan Kyai Ghozali, Kamis (4/12/2008). PMII merupakan ormas pemuda onderbow Nahdlatul Ulama (NU).

Menurut Anam, khotbah Idul Adha Ba'asyir dikhawatirkan bisa memprovokasi masyarakat Lumajang untuk melakukan kekerasan. Sebab, kata dia, ajaran ustad Ba'asyir terkenal dengan ajaran Khawaridj, yang selalu menentang pemerintah. "Jika masyarakat terprovokasi bagimana keamanan Lumajang dalam beribadah," jelas Anam.

Hal senada juga disampaikan Ketua Umum IPNU Lumajang, ormas yang juga di bawah NU, Muhammad Imron. Dia juga takut kalau Ba'asyir memprovokasi umat Islam di Lumajang dengan Ajaran Khawaridj yang dikenal keras. "Pokoknya kami akan lihat bagaimana khotbah Ba'asyir nantinya," tutur dia.

Ustad Abu Bakar Ba'asyir yang asli Jombang Jawa Timur dan alumnus Pondok Pesantren Gontor itu diudang oleh takmir Masjid Al-Huda Lumajang untuk memberikan khotbah pada salat Idul Adha. Ba'asyir yang merupakan mantan Amir Mujahidin Indonesia itu saat ini merupakan pengasuh Pondok Pesantren Al Mukmin Ngruki dan menjadi ketua Ansharut Tauhiid.

Yang Berhak Menolak Polisi


Sementara Ketua MUI Lumajang KH Amak Fadholi menyatakan, apabila kedatangan Ba'asyir meresahkan umat Islam di Lumajang, yang berhak menolak hanya aparat kepolisian. "Jika hanya ormas islam saja tidak bisa, karena polisi yang bertugas mengamankan wilayah Lumajang," kata KH Amak Fadholi.

Sedangkan Ketua PCNU Lumajang KH Drs Fanandri ketika dihubungi mengatakan, bagi ormas Islam yang menolak kedatangan Ustadz Abu Bakar Ba'asyir harus memiliki dasar yang kuat. Jika hanya didasari suudzon saja, maka tidak boleh mencekal kedatangan tokoh Islam Indonesia itu. "Pokoknya yang menolak kedatangan Ba'asyir harus punya dasar yang kuat lho," kata Fanandri.

Menurut Fanandri, meskipun ajaran khawaridj yang dianut Ba'asyir selalu menentang pemerintah, namun hal itu tidak boleh dicampur adukkan dengan ajaran yang dianut umat Islam lainya. "Pokoknya masyarakat di Lumajang jangan terprovokasi oleh pihak yang tidak bertanggung jawab memecah belah umat Islam," pungkas Fanandri.(bdh/asy)

Sumber : Detik

Related Post :