![]() ![]() ![]() ![]() |
Tolak Tudingan Sebagai Khawarij
Ustadz Ba'asyir: Saya Akan Tetap Datang ke Lumajang
Muchus Budi R. - detikNews
Solo - Abu Bakar Ba'asyir bertekad akan tetap datang memenuhi undangan sebagai khatib shalat Idul Adha di Lumajang meskipun ditentang organisasi pemuda muslim setempat. Dia menilai tudingan para penentangnya yang menyebutnya khawarij adalah tudingan dari orang-orang yang tidak paham definisi khawarij.
"Insya Allah saya akan tetap datang. Kata panitianya, baik Bupati maupun kepolisian setempat mempersilakan saya untuk datang. Jadi tidak ada masalah, apalagi yang mempersoalkan saya (datang ke Lamajang) juga hanya sekelompok orang saja," ujar Ba'asyir saat ditemui detikcom di rumahnya di dalam kompleks Pesantren Al Mukmin Ngruki, Jumat (5/12/2008).
Dia juga menilai tudingan para penentangnya yang menyebutnya sebagai khawarij karena sering mengkritik Pemerintah adalah tudingan dari orang-orang yang tidak memahami sepenunhya tentang definisi orang atau sekelompok orang yang bisa disebut sebagai khawarij.
Mengkritik pemerintah secara terbuka, menurut Ba'asyir, memang tidak sesuai dengan akhlak Islam. Kritik harus dilakukan secara tertutup atau pertemuan empat mata. Namun dengan syarat pemerintahannya adalah pemerintahan Islam yaitu pemerintahan yang menggunakan dasar-dasar hukum Islam.
"Salah satu yang dilakukan khawarij adalah kegemaran mengkafirkan kelompok lain di luar kelompoknya dan mengkritik pemerintahan secara terbuka. Tapi kalau saya mengkritik terbuka pemerintahan di negara ini, tidak bisa dikategorikan khawarij karena bukan pemerintahan Islam," lanjutnya.
Ba'asyir menduga para penentangnya itu adalah orang-orang yang mengaku salafi yang selama ini memang menentang dakwahnya. Bahkan sebelumnya pernah beredar selebaran dari kelompok tersebut yang mendeskreditkannya dengan menyebutnya sebagai tokoh khawarij yang harus diperangi.
"Saya dituding sebagai khawarij oleh mereka yang mengaku-aku sebagai kelompok salafi itu. Padahal saya ini penentang keras khawarij. Saya tidak pernah menuding orang yang berbuat maksiat adalah orang kafir seperti tudingan kaum khawarij terhadap si maksiat itu," kata Ba'asyir.
Ba'asyir tidak menganggap penolakan kedatangannya ke Lumajang itu sebagai masalah besar. "Dulu pernah diancam demo besar-besaran di Banyuwangi, setelah saya datang yang demo hanya delapan orang. Pernah pula diancam di Trenggalek, tapi setelah saya datang juga tidak ada apa-apa," kata Ba'asyir.(mbr/djo)
Sumber : Detik